IDXChannel - Inflasi Amerika Serikat pekan depan akan menguji pergerakan indeks bursa saham Wall Street pekan depan.
Kekhawatiran pasar terhadap sikap hawkish Federal Reserve masih menjadi katalis utama mengingat The Fed akan memutuskan kebijakan suku bunga pada 22 Maret mendatang.
"Sentimen suku bunga masih berlangsung, tak ada alasan bagi mereka (The Fed) untuk menghentikannya," kata CFO UBS Global Wealth Management, Mark Haefele.
Rilis inflasi pada Selasa depan (14/3) akan menyalakan kembali ekspektasi suku bunga tinggi, sebuah hal yang dapat memberatkan bursa saham.
Terlebih, sektor perbankan negeri Paman Sam sedang diguncang masalah, setelah SVB Financial Group mengalami kegagalan dalam membayar nasabah.
"Masih ada ketidakpastian terhadap inflasi, dan ada banyak kecemasan yang terjadi akibat kegagalan SVB. Ini mungkin akan jadi masalah yang lebih besar," terang Senior Portfolio Manager, Robert Pavlik, dilansir Reuters, Minggu (12/3/2023).
Indikator Fedwatch CME memproyeksikan peluang sebesar 40% bahwa The Fed akan mengerek suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan 21-22 Maret mendatang.
Ekspektasi suku bunga dapat kembali mengguncang pasar apabila laporan CPI periode Februari nanti masih berada di atas 6%, jauh dari target The Fed di kisaran 2%.
Sebelumnya Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 1,07% di 31.909,64; S&P 500 (SPX) melemah 1,45% di 3.861,59; dan Nasdaq Composite (IXIC) tertekan 1,76% menjadi 11.138,89.
(SAN)