"Jadi memang untuk melihat korporasi melakukan IPO, harus dicek lebih dulu laporan keuangannya dalam dua tahun terakhir,” tutur Mudrajad.
Berdasarkan Laporan Keuangan, jelas Mudrajad, PGE memang meraih laba USD111,43 juta atau setara Rp1,6 6 triliun hingga kuartal III 2022. Angka tersebut naik dari sebelumnya, yakni USD66,4 juta, atau Rp994,6 miliar.
Kemudian, pendapatan usaha perseroan tercatat USD287,39 juta atau setara Rp4,3 triliun sampai September 2022. Perusahaan juga membukukan aset USD 2,44 miliar atau setara Rp36,6 triliun, liabilitas Rp16,9 triliun, dan ekuitasnya Rp19,6 triliun.
Di sisi lain Mudrajad menilai, masuknya PGE ke lantai bursa juga sangat positif dan menguntungkan. Sebab, panas bumi saat ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan energi ramah lingkungan, sejalan dengan upaya dan komitmen pemerintah.
“Itu bagus karena memang dibutuhkan. Apalagi geothermal dan juga gas sangat dibutuhkan, karena lebih bersih daripada batu bara dan lain-lain,” kata dia.