Selama periode tersebut, smelter Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) menghasilkan 52.863 ton NPI, turun 17 persen YoY akibat pemeliharaan RKEF yang telah dijadwalkan.
Meski demikian, pada kuartal III-2025 MBMA mencatat margin NPI yang kuat sebesar USD1.866 per ton nikel (tNi), didukung oleh berkurangnya ketergantungan pada pasokan saprolit pihak ketiga serta penggunaan sumber energi yang lebih terintegrasi.
Saat ini, kata Teddy, 80 persen bijih nikel yang digunakan pada fasilitas RKEF berasal dari Tambang SCM, meningkat dari 48 persen pada 9M 2024. Pada Oktober 2025, MBMA kembali memulai produksi HGNM setelah memperoleh kontrak dengan ketentuan ekonomi yang lebih menguntungkan.
Produksi HGNM sebelumnya dihentikan sementara pada Maret 2025 sebagai bagian dari keputusan strategis untuk memprioritaskan produk NPI dengan margin yang lebih tinggi.