Sementara itu, PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC) terus melanjutkan pembangunan pabrik HPAL dengan kapasitas 90.000 ton per tahun, dengan komisioning lini produksi pertama ditargetkan pada pertengahan 2026.
Proyek-proyek strategis lainnya juga berjalan sesuai jadwal, termasuk fasilitas Pabrik AIM (Acid Iron Metal) yang dioperasikan oleh PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI). Proses komisioning pabrik klorida dan katoda tembaga saat ini berada pada tahap akhir, dan seluruh fasilitas utama—termasuk pabrik pirit, asam, logam klorida, dan katoda tembaga—diharapkan mulai beroperasi pada akhir 2025.
“Kami tetap berfokus pada penguatan margin, percepatan proyek hilirisasi, serta menjaga ketahanan keuangan MBMA,” ujar Teddy.
“Dengan posisi likuiditas yang solid, daya saing biaya yang terus membaik, serta jalur pertumbuhan jangka panjang yang sejalan dengan transisi energi, MBMA berada pada posisi yang baik untuk memberikan imbal hasil yang berkelanjutan,” katanya.
(Dhera Arizona)