Kinerja Saham Bank Syariah dan Potensi ke Depan
Sejalan dengan keuangannya yang terkontraksi, BBTN juga mencatatkan kinerja saham yang terkoreksi secara year to date (YTD).
Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan sesi I, Jumat (5/5), kinerja saham BBTN sepanjang 2023 merosot hingga 9,63 persen.
Di sisi lain, kinerja saham BRIS secara YTD justru melambung 35,27 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)
Kinerja saham BRIS yang moncer sepanjang 2023 seiring dengan prospek pertumbuhan kredit emiten yang menarik ke depannya.
Adapun, Nomura dalam risetnya bertajuk “BRIS: Largest Syariah Bank in Indonesia”, yang dirilis pada 13 April 2023 memperkirakan, BRIS akan mencetak kredit bersih yang tumbuh menjadi Rp267 triliun pada 2025.
“Kami memperkirakan CAGR kredit dari 2022 hingga 2025 sebesar 111 persen dengan CAGR pendapatan dalam kurun waktu yang sama sebesar 118 persen,” tulis Nomura.
Di samping itu, adanya potensi merger juga dapat berdampak positif bagi pergerakan saham BRIS mendatang.
“Menurut kami, aksi merger tersebut dapat meningkatkan keterlibatan BRIS dalam pendanaan proyek pemerintah, termasuk rencana diversifikasi produk keuangan syariah seperti UMKM, ritel, konsumen, hingga sukuk global,” tulis riset tersebut.
Di sisi lain, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta berpendapat, aksi merger antara BRIS dan BTN Syariah dapat mendongkrak kinerja saham emiten tersebut, diimbangi dengan kenaikan top line ketika merger.
“Pelaksanaan merger diharapkan dapat berdampak positif bagi kinerja perusahaan kedepannya, karena perusahaan semakin efektif dalam menjalankan strategi bisnis hingga peningkatan profitabilitas dan pelayanan ke pasar, terutama pangsa syariah,” kata Nafan dalam wawancara dengan IDX Channel, Kamis (5/5).
Di samping itu, adanya merger kedua bank tersebut tentunya bisa mendukung ekosistem perbankan syariah Tanah Air agar dapat berkolaborasi dengan sektor-sektor lainnya, terutama dalam pendanaan KPR.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.