Sedangkan, untuk net interest margin (NIM) dari emiten ini bertumbuh stagnan secara year on year (yoy), namun naik 6,04 persen secara kuartalan (qoq).
“Cost to income ratio (CIR) meningkat secara signifikan secara yoy menjadi 46,9 persen di kuartal I-2023,” tulis riset tersebut.
Selain itu, biaya provisi BRIS turun menjadi Rp762 miliar di kuartal I-2023 atau turun sebesar 11 persen secara yoy mengingat adanya peningkatan kualitas aset.
Untuk pertumbuhan kredit tumbuh sebesar 20,2 persen yoy menjadi Rp213 triliun. Adapun, pertumbuhan kredit tersebut berasal dari kredit konsumsi sebesar 24 persen yoy, khususnya pembiayaan berbasis payroll.
“Total simpanan mencapai Rp269 triliun pada kuartal I-2023, naik 12,9 persen yoy didorong oleh pertumbuhan CASA atau dana murah sebesar 20,7 persen yoy yang menjadi fokus bank ini,” tulis CGS CIMB dalam risetnya.
Berbeda nasib dengan BRIS, BBTN justru membukukan pendapatan yang terkoreksi pada periode ini, kendati laba bersih emiten masih bertumbuh di kuartal I-2023. (Lihat tabel di bawah ini.)
Tercatat, pendapatan bunga bersih BBTN merosot 12,68 persen menjadi Rp3,12 triliun pada kuartal I-2023. Meski begitu, laba bersih emiten masih bertumbuh 3,42 persen menjadi Rp800,88 miliar.
Samuel Sekuritas Indonesia dalam risetnya bertajuk “Daily Research: Driven by Global Sentiments, JCI May Weaken” yang dirilis pada 27 April 2023 menyebutkan, penurunan pendapatan bunga bersih emiten disebabkan kenaikan biaya dana atau cost of funds (CoF) menjadi 3,6 persen di kuartal I-2023.
Sementara, biaya provisi pada periode ini lebih rendah 4,7 persen secara yoy menjadi Rp749 miliar. Kemudian, kredit macet atau non-performing loan (NPL) naik 3,54 persen pada kuartal I-2023.
Kendati demikian, kredit yang dibukukan pada periode ini naik 8,2 persen yoy menjadi Rp299,7 triliun, diikuti dengan dana pihak ketiga (DPK) yang bertumbuh 10 persen menjadi Rp319,6 triliun.
“Ekspansi penyaluran kredit BBTN kepada bisnis yang memberikan imbal hasil tinggi seperti KPR dan kredit UKM di tahun 2023 dapat mengurangi tekanan pada NIM di kuartal mendatang,” tulis Samuel Sekuritas.