sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Menanti Kejutan Saham Konsumen Jelang Tahun Pemilu 2024

Market news editor Melati Kristina - Riset
09/01/2023 06:30 WIB
Setelah tertekan di 2022, sektor konsumen diproyeksi akan bangkit pada 2023 seiring berbagai katalis positif, termasuk pemilu 2024.
Menanti Kejutan Saham Konsumen Jelang Tahun Pemilu 2024. (Foto: MNC Media)
Menanti Kejutan Saham Konsumen Jelang Tahun Pemilu 2024. (Foto: MNC Media)

Keuangan Masih Bertumbuh

Kendati menghadapi lonjakan harga komoditas hingga terdampak inflasi, emiten konsumen masih mencatatatkan pertumbuhan pendapatan bersih dan laba bersih hingga kuartal III-2022.

Melansir laporan keuangan emiten, ICBP mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih paling moncer di antara emiten konsumen lainnya, yakni melesat 14,75 persen secara year on year(yoy).

Adapun, pendapatan bersih yang dibukukan ICBP di periode ini sebesar Rp48,91 triliun.

Melesatnya pendaptan bersih ICBP di 9 bulan 2022 ditopang oleh meningkatnya sejumlah segmen pendapatan secara yoy.

Menurut laporan keuangannya, penjualan pihak ketiga ICBP melesat hingga 20,12 persen menjadi Rp20,25 triliun di 9 bulan 2022.

Selain itu, penjualan pihak berelasi juga meningkat 11,24 persen dari Rp25,77 triliun di 9 bulan 2021 menjadi Rp28,66 triliun di 9 bulan 2022.

Bila dirinci, penjualan pihak berelasi dari PT Indomarco Adi Prima (IAP) menyumbang pendapatan terbesar di segmen ini, yakni mencapai Rp3,72 triliun dengan persentase kenaikan secara yoy sebesar 29,15 persen.

Sementara, pendapatan dari Salim Wazaran Barashy Food Co. Ltd. mencatatkan pertumbuhan yang paling besar, yakni meroket hingga 126,12 persen secara yoy menjadi Rp42,58 miliar.

Meski pendapatan bersih emiten melesat di periode ini, ICBP justru mencatatkan laba bersih yang terkontraksi paling dalam di antara emiten konsumen lainnya. Adapun, laba bersih ICBP di 9 bulan 2022 anjlok hingga 33,41 persen menjadi Rp3,31 triliun.

Sedangkan, emiten dengan pertumbuhan laba bersih paling tinggi di kategori sektor konsumen adalah MYOR, yakni mencapai 10,92 persen. Adapun, laba bersih yang dibukukan di 9 bulan 2022 sebesar Rp1,08 triliun (Lihat tabel di bawah ini.)

Sementara, di periode ini MYOR memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp22,23 triliun atau melesat hingga 11,78 persen secara yoy.

Di samping mencatatkan pendapatan bersih yang melesat, MYOR juga berhasil menekan beban usaha dan beban penjualan perusahaan sehingga laba bersih MYOR dapat meningkat di periode ini.

Bila ditelisik lebih lanjut, beban usaha MYOR di periode ini menyusut 9,97 persen, dari Rp3,64 triliun di 9 bulan 2021 menjadi Rp3,28 triliun di 9 bulan 2022.

Selain itu, beban penjualan dan beban pajak MYOR juga turun di periode ini masing-masing sebesar 9,94 persen dan 0,20 persen.

Adapun, beban penjualan yang dicatatkan MYOR di 9 bulan 2022 mencapai Rp2,76 triliun sedangkan beban pajaknya sebesar Rp296,38 miliar.

Selain kedua emiten yang disebutkan di atas, terdapat emiten lainnya yang membukukan kinerja positif di 9 bulan 2022.

Emiten tersebut salah satunya adalah UNVR yang baik pendapatan bersih dan laba bersihnya masing-masing meningkat sebesar 5,03 persen dan 5,31 persen.

Melansir laporan keuangan emiten di 9 bulan 2022, UNVR mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp31,54 triliun. Sementara, laba bersih yang dibukukan emiten mencapai Rp4,61 triliun.

Terakhir, INDF juga mencatatkan pendapatan bersih yang melesat hingga 11,01 persen di 9 bulan 2022 menjadi Rp80,82 triliun.

Kendati pendapatan bersih perusahaan meningkat, INDF justru membukukan laba bersih yang terkontraksi hingga 14,11 persen secara yoy. Adapun, laba bersih yang diperoleh INDF di periode ini sebesar Rp4,65 triliun.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement