Melihat situasi ini, CGS Internasional Sekuritas Indonesia tetap mempertahankan pandangan netral terhadap sektor nikel.
“Karena kami percaya harga nikel telah mencapai titik terendahnya, namun sektor ini masih kekurangan katalis untuk bergerak naik,” tulis analis CGSI.
Risiko upside (kenaikan) yang mungkin terjadi, kata CGSI, termasuk meredanya kelebihan pasokan atau peningkatan permintaan. Sementara, risiko downside (negatif/penurunan) mencakup data makro yang lebih lemah yang dapat berdampak negatif pada permintaan nikel.
Dalam analisisnya, CGS Internasional Sekuritas Indonesia menegaskan, NCKL adalah pilihan utama mereka, berkat efisiensi biaya dan imbal hasil dividen yang menarik. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.