“Kami menilai bahwa MYOR berpotensi merasakan dampak terbesar dari penetapan cukai ini, diikuti oleh SIDO,” ujarnya.
Namun secara kualitatif, Edi menilai, dampak negatif tersebut dapat diminimalisasi dengan sejumlah cara yakni, perseroan dapat meluncurkan produk sejenis yang lebih rendah gula alias less sugar. Selain itu, perseroan juga dapat meneruskan (pass–on) sebagian beban cukai ke dalam harga jual produk.
Perihal kinerja, sepanjang enam bulan pertama 2024, MYOR membukukan laba bersih sebesar Rp1,71 triliun, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,21 triliun. Pendapatan perseroan tercatat sebesar Rp16,22 triliun, naik dari sebelumnya sebesar Rp14,81 triliun.