Penurunan ini membuat margin laba bersih menyempit menjadi 1,4 persen dari 2,9 persen pada kuartal II-2025.
Secara kumulatif, laba bersih sembilan bulan pertama 2025 tercatat Rp2,3 triliun atau turun 3,5 persen dibanding periode sama tahun lalu.
Abyan menilai tekanan laba disebabkan peningkatan beban operasional, terutama biaya gaji yang naik 10,1 persen secara tahunan, biaya sewa tumbuh 8,8 persen, dan biaya distribusi meningkat 17,1 persen.
Kenaikan tersebut terjadi setelah perusahaan meresmikan dua pusat distribusi baru di Bengkulu dan Palangkaraya yang mendukung ekspansi jaringan di luar Jawa.
Abyan mengungkapkan, ekspansi tersebut akan memberi dampak positif dalam jangka menengah seiring peningkatan utilisasi pusat distribusi baru dalam enam hingga delapan kuartal mendatang.