IDXChannel - Usai melakukan pencatatan perdana (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir Februari 2023 lalu, harga saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) terpantau terus merosot.
Pada penutupan perdagangan Senin (3/4/2023), misalnya, saham PGEO kembali menyentuh auto reject bawah (ARB) dengan koreksi 5,76 persen ke level harga Rp655 per lembar. Dengan demikian, saham PGEO telah mengalami koreksi lebih 25 persen sejak pertama melantai di bursa.
Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, sentimen negatif yang menerpa saham PGEO tidak hanya datang dari posisi utang dan minusnya kinerja perusahaan. Di luar itu, penolakan warga di sekitar proyek geothermal juga menjadi variabel yang kurang bagus.
"Penolakan masyarakat di sekitar proyek geothermal masih berlanjut. Padahal, perusahaan harus memastikan proses yang diklaim sebagai energi terbarukan bebas dari konflik dengan masyarakat hingga memenuhi aspek dampak lingkungan yang baik," ujar Bhima, Senin (3/4/2023).
Menurut Bhima, aspek penolakan warga tersebut menjadi variabel kesekian yang menekan, setelah sejumlah variabel negatif sebelumnya juga turut memberatkan laju saham saham PGEO.