Perubahan proyeksi dilakukan setelah menimbang potensi penurunan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia (BI) yang agresif.
"Kuatnya imbal hasil lebih lanjut akan menjadikan IHSG sebagai kelas aset yang menarik saat ini dengan pendapatan 8 persen, dan imbal hasil dividen 5 persen. Dengan membaiknya cakupan pasar dan revisi laba yang positif baik pada saham-saham berkapitalisasi besar maupun menengah, IHSG masih tetap menarik," ujar Adrian.
Menurut Adrian, Mandiri Sekuritas menaikkan target IHSG karena naiknya asumsi pemangkasan suku bunga The Fed dari 25 bps menjadi 50-75 bps. Sementara penurunan suku bunga BI yang juga diprediksi lebih agresif, yaitu sebesar 50 bps.
"Di samping itu, valuasi IHSG, khususnya saham-saham big caps masih tergolong murah. Meskipun imbal hasil INDOGB10Y telah menurun dari 7,2 persen menjadi 6,6 persen, penurunan lebih lanjut ke level rendah -6 persen dan <6 persen akan menjadikan IHSG sebagai kelas aset yang menarik di dalam negeri mengingat imbal hasil pendapatan 8 persen dan imbal hasil 5 persen," ujar Adrian.
Adrian menjelaskan, market breadth pada saat yang sama juga membaik, tidak seperti kondisi pada 2023 lalu, ketika empat bank besar menjadi penggerak indeks, revisi pendapatan dan arus asing.