Sementara itu, penurunan terdalam dirasakan oleh Peso Filipina senilai -0,15 persen, disusul Yen Jepang -0,05 persen.
Ringgit Malaysia anjlok -0,04 persen dan Dolar Taiwan tertekan 0,01 persen.
Pengamat Mata Uang, Ibrahim Assuabi mengatakan bahwa saat ini investor global tengah menunggu petunjuk selanjutnya tentang status pemulihan ekonomi AS dari COVID-19 setelah taruhan yang diajukan untuk kenaikan suku bunga Federal Reserve AS selama minggu sebelumnya karena inflasi terus meroket.
Pada pekan ini juga, investor bakal menantikan rilis data pendapatan ritel AS dan makro lainnya yang dapat menjadi acuan dalam mengukur kondisi belanja konsumen, dilansir Reuters, Senin (15/11/2021).
Meningkatnya tekanan inflasi terus menjadi perhatian investor. Presiden Federal Reserve Bank of Minneapolis Neel Kashkari mengatakan pada hari Minggu (14/11) bahwa meskipun ia memperkirakan inflasi yang lebih tinggi akan berlanjut selama beberapa bulan ke depan, Fed tidak boleh bereaksi berlebihan terhadap peningkatan inflasi karena kemungkinan bersifat sementara.
Di tempat terpisah, Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyatakan bahwa pengendalian COVID-19 di AS akan sangat penting untuk mengurangi tekanan inflasi. (RAMA)