Dari sisi domestik, melemahnya daya beli kelas menengah, risiko inflasi pangan, serta penurunan investasi asing di luar sektor hilirisasi. Dampak signifikan bencana di Sumatera terhadap perekonomian nasional juga harus diantisipasi.
"Misal faktor bencana di Sumatera cukup signifikan mempengaruhi capaian pertumbuhan ekonomi. Kalau kita lihat pengalaman tsunami Aceh 2004 itu kontraksi ekonominya sampai 2009, apalagi kalau bencananya di tiga provinsi, perlu lebih serius diatasi," kata Ibrahim.
Dengan kondisi tersebut diatas diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 berada di kisaran 4,9–5,1 persen. Untuk mencapai pertumbuhan di atas 5 persen, perlu adanya penguatan sektor manufaktur dan jasa, peningkatan efektivitas stimulus, serta perbaikan tata kelola fiskal.
Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah masih fluktuatif namun berpotensi ditutup melemah pada rentang Rp16.770- Rp16.810 per USD.
(NIA DEVIYANA)