Perusahaan dilaporkan telah membentuk manajemen risiko yang melibatkan sejumlah anggota dari perusahaan negara, dan mengatakan bakal bernegosiasi aktif dengan krediturnya.
Menurut media lokal pada 30 Desember 2021, pemerintah kota di wilayah Hainan China telah memerintahkan Evergrande untuk menghancurkan 39 bangunan tempat tinggalnya dalam waktu 10 hari. Hal ini terjadi karena area komplek bangunannya dianggap ilegal.
Bangunan-bangunan tersebut membentang lebih dari 435.000 meter persegi di mana manajemen masih belum memberi tanggapan ihwal perkembangan tersebut.
Pada Jumat lalu (31/12), Evergrande merencanakan untuk membayar utang investor berbentuk produk aset yang mereka kelola. Adapun perusahaan menyebut angka 8.000 yuan atau setara USD1.257 per bulan sebagai pembayaran pokok selama tiga bulan, terlepas dari tanggal jatuh tempo.
Analis menilai langkah tersebut justru bakal memperparah tekanan likuiditasnya. "Pasar memang sedang mengamati langkah Evergrande melepas asetnya untuk membayar utang, tetapi proses ini akan memakan waktu," kata Direktur Strategi Investasi Tiger Faith Asset Management, Conita Hung, dilansir Reuters, Senin (3/1/).