Informasi saja, kebijakan Zero ODOL tersebut digulirkan oleh Kementerian Perhubungan untuk menghilangkan kelebihan kapasitas logistik untuk menekan tingkat kecelakaan di jalan raya.
"Pemerintah percaya, penyumbang utama kecelakaan lalu lintas dan jalan yang rusak adalah tuk-truk dengan kapasitas kelebihan muatan," tulis riset tersebut.
Menurut BRI Danareksa, bila kebijakan ini diterapkan, maka akan berpengaruh pada operasional tingkat pengeluaran karena biaya transportasi berkontribusi terhadap 70-80 persen dari total biaya penjualan untuk pemain semen.
Dengan demikian, dengan adanya kebijakan ini, SMGR diproyeksi akan membukukan laba bersih hanya sebesar 28 persen pada 2023, lebih rendah dari estimasi BRI Danareksa, yaitu 53,4 persen.
Bernasib sama, laba bersih INTP akan bertumbuh di kisaran 8 persen akibat regulasi ini, lebih rendah dari proyeksi BRI Danareksa, yakni sebesar 32,9 persen. (TSA)