Menurut Stockbit Sekuritas, peningkatan margin ini ditopang oleh tidak adanya kenaikan cukai pada 2025, serta kenaikan pendapatan 8 persen secara kuartalan akibat efek musiman dan kenaikan harga jual rata-rata 1 persen—kenaikan pertama sejak 3Q24.
Berbeda dengan HMSP, WIIM mencatat pertumbuhan lebih kuat. Laba bersih 9M25 mencapai Rp285 miliar atau naik 37 persen YoY, dengan lonjakan 127 persen pada kuartal ketiga menjadi Rp137 miliar. Pertumbuhan ini didorong kenaikan pendapatan 43 persen YoY pada 3Q25 dan kontribusi kuat segmen Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang naik 73 persen YoY.
Stockbit Sekuritas mencatat, margin laba usaha WIIM naik ke 8,3 persen, tertinggi sejak paruh pertama 2024, meski margin laba kotor sedikit turun ke 21,7 persen.
Kemudian, GGRM membukukan laba bersih sebesar Rp990 miliar pada kuartal III-2025, melonjak tajam dibanding kuartal sebelumnya Rp13 miliar dan periode sama tahun lalu Rp67 miliar. Capaian ini menjadi kinerja kuartalan tertinggi sejak kuartal IV-2023.
Secara kumulatif, laba bersih GGRM selama sembilan bulan 2025 mencapai Rp1,1 triliun, tumbuh 12 persen secara tahunan. Pendapatan setelah cukai tercatat naik 15 persen YoY pada kuartal III-2025, meski pendapatan bersih masih turun 4 persen.