President of Sampoerna University, Marshall Schott, menjelaskan bahwa pendekatan pihaknya dalam mengintegrasikan teknologi blockchain untuk pendidikan dan autentikasi ijazah bukan hanya menjadi inovasi, namun juga menjadi contoh nyata bagaimana institusi pendidikan dapat berinovasi dan beradaptasi dengan tuntutan dunia saat ini.
"Langkah ini kami ambil dengan tujuan untuk mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan penipuan kredensial atau pemalsuan ijazah, menyederhanakan proses verifikasi, dan memberikan kontrol yang lebih besar kepada mahasiswa atas catatan akademik mereka," ujar Marshall.
Marshall berharap, kolaborasi yang dilakukan dapat membantu penerima ijazah untuk beradaptasi dengan perubahan yang cepat di era digital. Marshall juga menegaskan, Sampoerna University berkomitmen untuk menyediakan pengalaman praktis seperti lokakarya blockchain untuk melengkapi pengetahuan teoritis.
Proses pembelajaran ini termasuk kombinasi kemahiran teknis dan keterampilan lunak seperti komunikasi efektif, pemahaman budaya, dan kecerdasan emosional.
"Keterampilan ini sangat penting, terutama di bidang kompleks seperti blockchain, di mana menjelaskan konsep dan menyajikan informasi kepada audiens non-teknis sangat vital," tegas Marshall. (TSA)