IDXChannel - Harga batu bara terperosok sebesar minus 5,60 persen dalam sepekan. Seiring dengan itu, harga saham emiten produsennya pun ikut melorot selama minggu ini.
Berdasarkan data dari investing.com, harga batu bara kontrak Juni per Jumat (10/6/2022) di pasar ICE Newscastle mencapai USD392 per ton. Meski merosot selama seminggu terakhir, performa harga batu bara mencatat kenaikan sebesar 148,89 persen selama Year to Date (YTD).
Fluktuasi harga batu bara salah satunya dipicu oleh krisis listrik di India yang menyebabkan permintaan komoditas tersebut naik. Terjadinya suhu ekstrim di negara tersebut menyebabkan penggunaan pendingin ruangan meningkat seiring dengan meningkatnya konsumsi listrik.
Selain itu, BUMN pertambangan India yakni Coal India mencatat kenaikan produksi batu bara secara tahunan (year on year/yoy) yaitu sebesar 33,4 persen. Adapun banyaknya batu bara yang diproduksi mencapai 54,72 ton pada Mei lalu. Meningkatnya produksi batu bara diharapkan dapat membantu krisis listrik di negara tersebut.
Sejurus dengan merosotnya harga batu bara, beberapa emiten produsen batu bara turut mencatatkan penurunan harga saham selama sepekan ini.
Berdasarkan data yang dihimpun Tim Riset IDX Channel dari Bursa Efek Indonesia (BEI), tercatat lebih dari 10 emiten batu bara yang mengalami penurunan harga saham dalam sepekan.
Adapun harga saham PT Bukit Asam (PTBA) terkontraksi hingga 14,25 persen selama sepekan ini. Walaupun turun dalam seminggu terakhir, dalam sepanjang tahun kinerja harga saham emiten ini cenderung melesat hingga 46,49 persen.
Tak hanya PTBA, beberapa emiten batu bara yang turut mengalami penurunan harga saham di pekan ini juga mencatatkan kinerja saham positif sepanjang tahun begitu pula harga komoditasnya.
Kinerja Saham Emiten Batu Bara
Sumber: Tim Riset IDX Channel, Bursa Efek Indonesia (BEI), Juni 2022 (data olahan)
Melemahnya saham PTBA terjadi seiring dengan berakhirnya masa recording date pembagian dividen yang jatuh pada Selasa lalu (7/6). Adapun tanggal terakhir investor berhak mendapatkan kue dividen alias cum date telah berakhir pada Senin (6/6).
Sebelumnya, pemegang saham dan manajemen PTBA menyetujui penggunaan 100% laba bersih emiten 2021 sebesar Rp7,9 triliun sebagai dividen. Hal ini disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Selain PTBA, saham HRUM juga melorot 11,62% dalam sepekan.
Informasi saja, RUPST PT Harum Energy Tbk (HRUM), Senin (6/6/2022) sepakat membagikan dividen sebanyak Rp200 miliar atau Rp15,02 per saham.
Seperti diketahui, laba bersih HRUM tahun 2021 meningkat 25,43 persen dibandingkan 2020. Sedangkan pada kuartal I/2022, HRUM membukukan laba bersih sebanyak USD62,80 juta, alias melesat 255,05 persen dari USD17,68 juta pada periode sama tahun 2021.
Secara umum, kinerja saham dan keuangan emiten batu bara RI sejak tahun lalu hingga sepanjang tahun ini positif seiring booming harga batu bara global di tengah kecamuk perang Rusia-Ukraina dan macetnya rantai pasokan global setelah terpukul akibat pagebluk Covid-19. (ADF)