Ia menambahkan, faktor fundamental juga ikut mendukung. “Kemudian, beberapa project fundamental seperti kemungkinan pemindahan tambang yang dimiliki oleh UNTR ke DEWA, dan lain sebagainya,” ujar Michael.
Michael juga menyoroti peluang BRMS masuk ke indeks global. “BRMS berpotensi untuk masuk ke MSCI dan FTSE jika pada observation period akhir tahun ini mampu berada di angka Rp600 ke atas,” tuturnya.
Selain BRMS, DEWA juga dinilai masih memiliki ruang kenaikan harga saham meski telah reli signifikan sejak awal tahun. Dalam riset terbarunya pada 26 Juli 2025, Stockbit Sekuritas menilai prospek kinerja DEWA tetap positif berkat transformasi bisnis dan potensi tambahan kontrak dari grup afiliasinya.
Analis Stockbit memperkirakan laba bersih DEWA dapat tumbuh rata-rata 216 persen per tahun (CAGR) pada periode 2024–2028. Perubahan model bisnis ke eksekusi in-house dinilai menjadi pendorong utama lonjakan kinerja tersebut.
Meski harga saham DEWA telah naik lebih dari 100 persen sejak awal 2025, analis menilai potensi kenaikan masih terbuka. Penilaian ini merujuk pada kinerja PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) — perusahaan afiliasi DEWA — yang sahamnya diperdagangkan pada valuasi premium berdasarkan proyeksi laba bersih 2–3 tahun mendatang.