Sebelum disuspensi, saham PGJO terakhir diperdagangkan di level Rp915 pada 28 Mei 2025, mencatatkan kenaikan 863,16 persen secara year-to-date (ytd).
Sementara itu, saham STRK dibekukan sejak 5 September 2025 lantaran menguat di luar kebiasaan selama lebih dari satu bulan. Emiten produsen minuman beralkohol ini terakhir diperdagangkan di harga Rp210 pada 4 September, naik 11,11 persen dalam sehari.
Dalam sebulan, STRK tercatat menguat 64,06 persen, bahkan melonjak 147,06 persen dalam tiga bulan terakhir sebelum suspensi berlaku.
Berbeda dengan PGJO dan STRK, saham DEFI dan TRUK hanya disuspensi satu hari pada Selasa (16/9/2025). Kedua saham bergerak berlawanan arah.
Saham TRUK melesat 54,39 persen dalam sepekan, termasuk reli 24,82 persen ke harga Rp352 pada Senin (15/9/2025) hingga menyentuh batas ARA.