Jika dilihat secara keseluruhan, Morgan Stanley memprediksi ekonomi sejumlah negara di Asia Tenggara yang sebesar 1,2% pada kuartal I 2020 akan semakin jatuh hingga minus 8,9% pada kuartal II 2020 dan minus 3,3% pada kuartal III, kemudian minus 0,8% pada kuartal IV 2020.
Selain itu, Jepang juga diketahui masuk ke dalam jurang resesi pada kuartal I 2020. Kantor Kabinet Jepang mencatatkan produk domestik bruto (PDB) turun 3,4% pada kuartal I dibandingkan dengan kuartal sebelumnya karena adanya kebijakan serta penghentian kegiatan sejak adanya pandemic virus korona.
Kontraksi pada kuartal tersebut menyusul pertumbuhan pada kuartal IV/2019 yang mencapai minus 6,4 %. Melihat pertumbuhan tersebut, para analis memperkirakan perekonomian akan terkontraksi lebih dalam 21,5 % pada kuartal II, terbesar sejak 1955.
PDB Jepang terlihat menurun lebih dari 20% pada kuartal II 2020, berbeda dengan ekonomi China yang kembali menuju ke pertumbuhan. Dalam catatan Tokyo Shoko Research, setidaknya ada 780 perusahaan yang mengajukan pailit selama Juni 2020.
Angka ini menjadi jumlah kebangkrutan terbesar di Jepang sejak 1960-an. Peningkatan ini sebenarnya juga dipengaruhi oleh faktor penutupan pengadilan selama beberapa pekan pada bulan-bulan sebelumnya.