Namun, laporan dari Bloomberg dan Wall Street Journal pada akhir pekan lalu menyebutkan, Trump kemungkinan tidak akan memberlakukan tarif sektoral pada pekan depan.
Selain itu, rencana tarif timbal balik yang sebelumnya dikhawatirkan luas disebut-sebut hanya akan diterapkan pada sekitar 15 negara, bukan secara menyeluruh.
Trump sebelumnya berulang kali menyebut 2 April sebagai "hari pembebasan" bagi AS, merujuk pada kebijakan perdagangan barunya.
Meskipun tarif terhadap mitra dagang utama AS tetap menjadi perhatian, cakupan yang lebih terbatas memberi harapan bagi investor bahwa dampaknya terhadap ekonomi tidak akan terlalu besar.
"Pendekatan yang lebih terarah tentu lebih baik daripada kebijakan tarif luas. Namun, perubahan perdagangan yang sedang direncanakan ini tetap signifikan dan kemungkinan akan berdampak negatif pada ekonomi serta laba perusahaan, setidaknya dalam jangka pendek hingga menengah," tulis analis dari Vital Knowledge dalam catatannya.
Dengan optimisme ini, pasar saham AS kembali menunjukkan pemulihan setelah tekanan panjang akibat ketidakpastian kebijakan perdagangan. Para pelaku pasar kini akan mengamati data ekonomi yang dirilis dalam beberapa hari ke depan untuk melihat lebih jauh kondisi fundamental ekonomi AS.
(Fiki Ariyanti)