"Dengan valuasi saat ini dan jenis keuntungan yang telah kita lihat, investor baru mulai sedikit lebih berhati-hati. Saya rasa itu tidak buruk, tetapi ini terjadi di saat ketidakpastian seputar laju pertumbuhan ekonomi semakin meningkat," sambungnya.
Investor sedang menilai apakah penurunan ekuitas merupakan aksi ambil untung dan pemulihan yang sehat setelah kenaikan yang berkepanjangan, atau awal dari penurunan yang lebih parah.
Kekhawatiran bahwa saham berada dalam "gelembung AI" telah membuat Wall Street waspada, dengan indeks acuan S&P 500 naik 14 persen year-to-date dan 35 persen sejak titik terendah tahun ini di April lalu.
Sektor teknologi S&P 500, yang telah memimpin pasar bullish yang dimulai lebih dari tiga tahun lalu, telah terpukul lebih keras dalam penurunan terbaru ini, turun sekitar 6 persen sejak minggu lalu.
Serangkaian laporan pada Kamis menunjukkan memburuknya kondisi pasar tenaga kerja AS. Data dari perusahaan analitik tenaga kerja Revelio Labs menunjukkan 9.100 pekerjaan hilang pada Oktober, sementara PHK yang direncanakan oleh perusahaan-perusahaan AS melonjak menjadi lebih dari 153.000 bulan lalu, menurut perusahaan penempatan kerja global Challenger, Gray & Christmas.