sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Wall Street Sepekan: Reli Saham akan Dipengaruhi Inflasi dan Kebijakan The Fed

Market news editor Anggie Ariesta
11/12/2023 06:52 WIB
Wall Street pekan ini akan dihadapkan oleh dua sentimen, yaitu pertemuan kebijakan The Fed dan data inflasi.
Wall Street Sepekan: Reli Saham akan Dipengaruhi Inflasi dan Kebijakan The Fed. (Foto: MNC Media)
Wall Street Sepekan: Reli Saham akan Dipengaruhi Inflasi dan Kebijakan The Fed. (Foto: MNC Media)

Pasar dana berjangka federal pada hari Jumat memperkirakan peluang pemotongan suku bunga sebesar 46% pada pertemuan The Fed bulan Maret, dan peluang pemotongan suku bunga hampir 80% pada bulan Mei, menurut alat CME FedWatch.

Banyak investor percaya bahwa saham dapat terus naik dalam beberapa minggu dan bulan ke depan, dengan S&P 500 hanya berjarak 4% dari rekor tertinggi baru sepanjang masa.

Siklus suku bunga di masa lalu menunjukkan bahwa saham cenderung naik selama periode ketika kebijakan moneter “ditahan.” S&P 500 telah memperoleh rata-rata 5,1% pada periode ketika The Fed menghentikan siklus kenaikan suku bunganya dan sebelum bank sentral melakukan pemotongan pertama,” menurut analisis sembilan periode tersebut oleh ClearBridge Investments.

Reli S&P 500 telah membawanya kembali ke posisi semula ketika bank sentral terakhir kali menaikkan suku bunga pada bulan Juli, "menunjukkan kemungkinan adanya kenaikan dari level saat ini,” kata ahli strategi ClearBridge dalam postingan blog tanggal 4 Desember.

Pada saat yang sama, periode kenaikan yang kuat sering kali membuat saham terus menguat selama berbulan-bulan, menurut Ryan Detrick, kepala strategi pasar di The Carson Group. Kenaikan S&P 500 sebesar 8,9% pada bulan November menempatkannya dalam 20 bulan dengan kinerja terbaik sejak 1950, tulis Detrick dalam laporan terbarunya.

Indeks tersebut lebih tinggi setahun kemudian, 80% setelah bulan-bulan luar biasa tersebut, naik rata-rata 13,3%, menurut Detrick. Namun, kenaikan pasar baru-baru ini memerlukan kehati-hatian.

Angelo Kourkafas, ahli strategi investasi senior di Edward Jones, mengatakan angka data harga konsumen yang lebih tinggi dari perkiraan yang dirilis pada hari Selasa dapat mendorong kemunduran jangka pendek.

Saham-saham melonjak bulan lalu setelah indeks harga konsumen bulan Oktober tidak berubah untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun, meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed akan melakukan pengetatan.

Investor akan mempertimbangkan data CPI terbaru terhadap angka-angka terkini yang menunjukkan pelemahan perekonomian, termasuk moderasi pada alat ukur inflasi utama lainnya, yaitu indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi.

“Ada cukup banyak data yang menunjukkan bahwa kami sudah menetapkan tren bahwa kami bergerak ke arah yang benar,” kata Kourkafas.

(FRI)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement