“Coba Anda bayangkan dimintai memberikan informasi yang akan digunakan untuk mengadili orang tua Anda sendiri," tambahnya.
Mahathir menjadi perdana menteri pada 1981-2003. Dia kembali memegang posisi tersebut pada 2018-2020.
Anwar Ibrahim, yang akhirnya menjadi perdana menteri pada 2022 setelah gagal menduduki jabatan puncak selama beberapa dekade, adalah mantan anak didik Mahathir yang dipandang sebagai penggantinya tetapi kemudian berselisih dengannya.
Mahathir memecat Anwar dari semua jabatan pemerintahan pada 1998 dan Anwar kemudian dipenjara atas tuduhan korupsi dan sodomi.
Mahathir dan Anwar bekerja sama kembali pada pemilu 2018 untuk menggulingkan Najib Razak setelah skandal 1MDB yang bernilai miliaran dolar. Mahathir menjadi perdana menteri untuk kedua kalinya, dan membuat kesepakatan untuk menyerahkan jabatan kepada Anwar pada tanggal yang tidak ditentukan. Namun, koalisi mereka bubar pada 2020 setelah Mahathir enggan memenuhi janjinya.