• Bisakah kecerdasan buatan (AI) membuat kita menjadi berlebihan?
Menurut perkiraan dari OpenAI, sebanyak 80 persen pekerja di Amerika Serikat berpotensi kehilangan pekerjaannya karena AI, sedangkan laporan dari Goldman Sachs juga memperkirakan jika teknologi tersebut dapat mengancam 300 juta pekerjaan penuh waktu di seluruh dunia.
Tidak hanya itu, Kelangsungan hidup umat manusia terancam ketika "hal-hal pintar dapat mengakali kita," terang Hinton.
"Ini mungkin akan membuat kita bertahan untuk sementara waktu agar pembangkit listrik tetap berjalan," cetus Hinton dalam konferensi EmTech Digital MIT Technology Review via video dari rumahnya pada Rabu lalu. "Tapi setelah itu, mungkin tidak".
"Mereka akan belajar dari kita, dengan membaca semua novel yang pernah ada dan semua yang pernah ditulis Machiavelli, bagaimana cara memanipulasi orang, bahkan jika mereka tidak dapat secara langsung menarik pengungkit, mereka pasti dapat membuat kita menarik pengungkit," jelasnya.
• Hingga saat ini, belum menemukan cara menghentikannya
"Saya berharap saya memiliki solusi sederhana yang bagus yang bisa saya dorong, tetapi saya tidak punya," pungkas Hinton. "Saya tidak yakin ada solusinya".
Kendati demikian, pemerintah terus memperhatikan perkembangan AI. Sehingga, Gedung Putih mengundang CEO Google, Microsoft, dan pembuat ChatGPT, OpenAI, guna menemui Wakil Presiden Kamala Harris pada Kamis lalu, untuk berdiskusi secara terbuka terkait cara memitigasi risiko jangka pendek dan jangka panjang dari teknologi tersebut.
Selain itu, anggota parlemen Eropa pun mempercepat negosiasi agar dapat meloloskan aturan AI yang baru, sementara regulator persaingan usaha Inggris berencana untuk memeriksa dampak AI terhadap konsumen, bisnis, dan ekonomi, serta perlukah kontrol baru pada teknologi seperti ChatGPT.
Namun, hingga kini belum jelas bagaimana cara menghentikan kekuatan seperti Rusia memanfaatkan teknologi AI untuk mendominasi negara tetangganya atau warganya sendiri.
Alhasil, Hinton menyarankan diadakannya perjanjian global semacam Konvensi Senjata Kimia tahun 1997 agar dijadikan sebagai langkah awal yang baik untuk membuat aturan internasional mengenai larangan penggunaan AI sebagai senjata.
Walau perlu diketahui juga kalau senjata kimia tersebut tidak menghentikan temuan para penyelidik terkait serangan Suriah yang menggunakan gas klorin dan agen saraf sarin terhadap warga sipil di tahun 2017 dan 2018 ketika terjadi perang saudara di negara tersebut.
(DKH)