Niki mencontohkan adanya kasus tentang fraud device farm yang terhubung dengan sekitar 48 juta rekening secara global dan kasus peretasan aset kripto sekitar USD1,5 miliar oleh kelompok peretas yang diduga didukung negara.
Di berbagai negara, cybercrime bahkan telah menjadi sumber pendapatan bagi kelompok tertentu.
"Lima tahun lalu, hal seperti ini mungkin terdengar seperti episode di serial TV. Namun, sekarang ini nyata,” ujarnya.
Meski demikian, Niki menegaskan bahwa fenomena ini menjadi momentum untuk memperbarui standar keamanan digital. Dia menilai banyak modus penipuan digital bermuara pada satu titik, yakni identitas yang tidak diverifikasi dengan kuat.
"Yang kita lihat sekarang, hampir semua masalah-masalah fraud sebenarnya muncul dari masalah identity," kata dia.
Niki mengungkap, VIDA mengembangkan teknologi verifikasi berlapis yang bekerja sejak detik pertama foto diambil hingga data tersebut divalidasi. VIDA memastikan proses verifikasi hanya dilakukan melalui kamera fisik dari perangkat pengguna, bukan hasil manipulasi software.