Dari sisi penawaran, BI menilai, minat penyaluran kredit (lending standard) dan kondisi likuiditas perbankan masih memadai.
Namun, Perry mengakui, sejumlah bank mulai menghadapi kendala dalam meningkatkan pendanaan, baik dari Dana Pihak Ketiga (DPK) maupun sumber pendanaan lainnya untuk mendukung penyaluran kredit.
Dari sisi permintaan, kontribusi utama pertumbuhan kredit pada Maret 2025 berasal dari sektor industri, pertambangan, dan jasa sosial.
Sementara itu, kontribusi pertumbuhan kredit pada sektor konstruksi dan perdagangan masih terbatas. Pembiayaan syariah tercatat tumbuh sebesar 9,18 persen (yoy), dan kredit untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tumbuh sebesar 1,95 persen (yoy).
Menyoroti prospek ke depan, Perry mengingatkan akan berbagai risiko ketidakpastian global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik.