4. Utangnya kecil, atau maksimal sama dengan nilai ekuitasnya
Utang di dalam laporan keuangan biasanya disebut liabilitas. Jadi, jangan keder jika tidak ada tulisan utang. Kalau nilai liabilitas atau utangnya lebih besar dari nilai ekuitas harus hati-hati. Meski begitu, tidak semua laporan keuangan harus disamaratakan seperti itu. Karena ada saja yang dianggap wajar nilai utang sama dengan ekuitas.
5. Utang yang mengandung bunga (utang bank, obligasi) jumlahnya kecil
Perusahaan yang bagus adalah yang nilai utang mengandung bunga, seperti utang bank dan obligasinya kecil. Sebab jenis utang tersebut, pembayaran bunganya akan menjadi beban operasional perusahaan, sehingga akan menurunkan laba bersih. Utang bank beda dengan utang usaha. Kalau utang usaha tidak ada bunga. Misalnya beli bahan baku, bayar belakangan. Nilai pembayaran tetap sama.
6. Saldo laba positif, dan angkanya lebih besar dibanding modal disetor (dan tambahan modal disetor) perusahaan
Dalam laporan keuangan di bagian ekuitas, ada nilai modal disetor dan nilai tambahan modal disetor (jumlahkan). Kemudian ada nilai saldo laba (jumlahkan). Saldo laba harus positif, bukan negatif dan jika dijumlahkan nilanya harus lebih besar dibanding total modal disetor. Itu baru namanya perusahaan yang tumbuh bagus.
Jika saldo laba tercatat minus, berarti di masa lalu, perusahaan tersebut negatif terus. Bila saldo laba positif dan nilainya lebih kecil dari total nilai modal disetor, artinya kurang bagus. Kemungkinannya ada dua. Pertama, laba perusahaan selama ini kecil, sehingga saldo laba selama perusahaan beroperasi segitu-gitu saja. Atau kedua, sebetulnya laba besar, tetapi terus dihabiskan untuk membayar dividen, sehingga ekuitas tidak bertambah.
7. Asset turn over (ATO) besar
Rumusnya nilai penjualan atau pendapatan dibagi nilai total aset perusahaan. Semakin besar ATO, semakin bagus. Cari saham yang perusahaannya punya kinerja ATO besar.