8. Inventory turn over besar
Rumusnya nilai pendapatan atau penjualan (dalam setahun) dibagi nilai persediaan. Misalnya SIDO mencetak nilai penjualan Rp 2,8 triliun. Nilai persediaannya Rp 300 miliar. Berarti perusahaan tersebut bisa menjual sampai 9 kali. Termasuk perusahaan dengan perputaran cepat. Omzet jalan terus. Nilai penjualan lebih besar dari persediaan.
9. Current ratio besar
Rumusnya aset lancar dibagi utang atau libilitas lancar. Perusahaan yang bagus, total aset lancar harus lebih besar daripada utang lancarnya (utang jangka pendek yang jatuh tempo dalam setahun). Jika menunjukkan kinerja seperti itu, artinya perusahaan tidak punya risiko gagal bayar. Namun bila kondisi sebaliknya, sangat berbahaya. Bisa saja perusahaan akan sulit membayar utang-utangnya.
10. Net income margin besar
Rumusnya laba bersih dibagi pendapatan atau penjualan. Contoh laba periode berjalan SIDO Rp 578 miliar dibagi nilai penjualannya dalam 9 bulan Rp 2,1 triliun, dikali 100%, hasilnya 27%. Dari pendapatan senilai Rp 1.000, bisa diperoleh laba bersih senilai Rp 270.
Marjin laba yang bagus untuk manufaktur adalah 20%. Sedangkan perusahaan dagang distribusi barang minimal 10%. Jadi kalau perusahaan manufaktur, mencetak marjin kurang dari 20%, berarti kurang bagus.
11. Idealnya setelah laba usaha/laba operasional, hanya ada beban pajak yang besarnya 25% dari laba usaha tersebut
Perusahaan yang sahamnya layak dibeli mesti menunjukkan tidak terlalu banyak beban yang dipikul. Contohnya tidak ada beban bunga utang. Hanya ada beban pajak (PPh Badan) sebesar 25% dari laba usaha sebelum pajak.