Seiring waktu, bisnis kami berkembang ke berbagai produk F&B lainnya, dan juga merambah ke beberapa negara di Afrika lainnya. Sampai satu ketika, kita melihat ada peluang dan opportunity untuk kembali ke Indonesia. So, kita ambil.
Jadi, kalau ditanya alasan Tolaram tertarik fokus di pasar Indonesia, one of the reasons, but not the only one ofcourse, pendiri kami punya keterikatan personal dan kultural dengan Indonesia.
Q: Seperti Anda sampaikan, Tolaram merupakan pemain besar industri F&B di Nigeria dan pasar Afrika lainnya. Ketika kemudian tertarik pada pasar Indonesia, baik itu secara personal seperti penjelasan Anda tadi maupun juga secara bisnis, mengapa tidak memanfaatkan expertise itu dengan juga masuk ke pasar F&B? Mengapa justru masuk ke pasar landing yang notabene high risk, high regulated dan tentunya high infestation?
A: Sebenarnya kalau secara expertise bagi kami relatif sama ya. Dalam pandangan grup, target customernya sama. Hanya saja kita di Afrika sana menjalankan bisnis FMCG (Fast Moving Consumer Goods) sedangkan yang mau kita garap di sini kita melihatnya FMCS, Fast Moving Consumer Services.
Karena kalau kita melihat dari sisi perbankan, justru di situlah letak masalahnya. Retail customer di perbankan itu limited, karena mereka punya batas-batas yang harus dipenuhi. Inilah yang sering kita sebut bankable dan un-bankable.