Dari (rencana) ini semua, kami berharap pendapatan perusahaan dapat tumbuh hingga 20 sampai 30 persen (dari realisasi 2022). Secara nominal tentu kami tidak bisa sampaikan karena menyalahi aturan, namun secara nominal kami yakin sudah pasti lebih dari Rp1 triliun.
Q: Anda terlihat sangat optimistis dalam memandang peluang bisnis ke depan. Bagaimana dengan prodiksi sejumlah pihak tentang perekonomian global, termasuk juga di Indonesia, yang diramalkan bakal cukup suram?
A: Ya kita semua tahu tentang prediksi itu. Tapi Saya pikir juga tidak semua pengamat atau pakar ekonomi memprediksi seburuk itu. Ada yang bilang ada potensi terjadinya resesi global, tapi ada juga yang yakin bahwa (gelombang resesi) itu nggak akan mampir ke Indonesia.
Dari INPP sendiri jujur kalau kita bicara tentang faktor eksternal, kita bisa lihat bahwa kondisi geopolitik saat ini memang terus memanas. Perang Rusia-Ukraina terus berjalan tanpa ada tanda-tanda bakal berdamai. Lalu resolusi China-Taiwan juga masih bermasalah.
Belum lagi kalau kita bicara soal krisis energi, lalu dampaknya ke inflasi dan berpengaruh juga ke tingkat suku bunga yang meningkat. Apakah semua ini berdampak ke industri properti, khususnya ke bisnis INPP? Ya jawabnya tentu saja berdampak.