Sebagai BUMN, Nicke menegaskan bahwa Pertamina tidak hanya semata-mata berorientasi pada menghasilkan keuntungan lewat aktivitas bisnis, melainkan juga membawa dampak besar terhadap kehidupan masyarakat.
Sementara aspek keempat, Nicke menjelaskan, adalah soal acceptability. Dengan sumber daya alam yang luar biasa, Pertamina disebut Nicke terus berupaya untuk mengurangi karbon emisi. Salah satunya melalui program mandatory B30.
"Bahwa program ini adalah mengganti 30 persen solar dengan bahan bakar nabari berbasis CPO (Crude Palm Oil/minyak sawit mentah). Seperti kita tahu, kita ini dianugerahi pasokan CPO yang sangat berlimpah," tandas Nicke.
Langkah mengurangi konsumsi 30 persen solar dengan menggantinya dengan bahan bakar nabari tersebut, disebut Nicke, berhasil mendorong penghematan devisa negara sebesar Rp122 triliun di sepanjang 2022 lalu.
Sementara dari segi kelestarian lingkungan, langkah substitusi tersebut menyebabkan penurunan produksi karbon emisi sebesar 28 juta ton.