Alih-alih menyalurkan dana-dana tersebut kepada peminjam online seperti yang mereka janjikan, Ezubao mengalihkan dana-dana tersebut untuk kepentingan pribadi pemimpin perusahaan, Ding Ning. Untuk mengembalikan dana para investor tersebut, perusahaan ini mengandalkan dana dari para investor baru.
Mendapatkan dana investasi berkesinambungan menjadi kunci bagi Skema Ponzi. Namun, pada satu titik skema ini akan runtuh karena perusahaan kesulitan membayar keuntungan yang dijanjikan lantaran krisi likuiditas. Lantaran penyelenggaran lending yang tidak transparan, investor tidak benar-benar mengetahui kepada siapa uang mereka dipinjamkan dan untuk apa. Ezubao secara mendadak menghentikan skema bisnisnya hingga membuat para investornya curiga dan melaporkannya ke pihak berwajib.
Investasi merupakan hal yang penting untuk mempersiapkan keuangan di masa depan. Investasi mulai populer saat ini dengan semakin bertambahnya media investasi yang dapat kita pilih. Banyak perusahaan baru bermunculan dengan menawarkan berbagai jenis produk investasi kepada masyarakat. Sayangnya, kesadaran masyarakat untuk berinvestasi tidak dibarengi dengan ketelitian dan kecermatan dalam memilih produk investasi.
Penipuan berkedok investasi yang menjanjikan penghasilan besar masih saja mencuri hati masyarakat Indonesia. Pasalnya mereka selalu berubah dan berinovasi dalam membungkus dan mengemas bisnis yang pada umumnya menggunakan skema Ponzi. Mereka selalu berhasil meyakinkan masyarakat dengan menjanjikan keutungan yang besar dalam waktu yang relatif singkat. Alih-alih mendapat keuntungan, mereka malah terjebak dan menjadi korban penipuan.
Bagi masyarakat yang merupakan calon investor, kenali ciri-ciri skema Ponzi yang dikutip dari laman resmi situs OJK agar terhindar dari kerugian seperti berikut ini: