sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Banyak Perusahaan Relokasi dari Jabar, Apindo Minta Kepala Daerah Turun Tangan

Economics editor Arif Budianto/Kontributor
11/12/2023 18:30 WIB
Pabrik tersebut, menutup operasionalnya dan memindahkan ke daerah yang upahnya lebih rendah seperti Jawa Tengah. 
Banyak Perusahaan Relokasi dari Jabar, Apindo Minta Kepala Daerah Turun Tangan. Foto: MNC Media.
Banyak Perusahaan Relokasi dari Jabar, Apindo Minta Kepala Daerah Turun Tangan. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat meminta agar kepala daerah mengambil langkah konkret menyikapi banyaknya perusahaan di Jawa Barat relokasi. Sebab, perusahaan yang direlokasi mempekerjakan banyak karyawan. 

Ketua Apindo Jabar Ning Wahyu Astutik mengatakan, Apindo mencatat telah terjadi perpindahan pabrik yang selama ini beroperasi di Jawa Barat. Pabrik tersebut, menutup operasionalnya dan memindahkan ke daerah yang upahnya lebih rendah seperti Jawa Tengah. 

Menurut Ning, setidaknya sudah ada lima perusahaan selama 2023 yang melakukan relokasi ke daerah lain. Perusahaan tersebut, berada di Karawang, Sukabumi, Purwakarta, dan Bogor. Mayoritas berbisnis di sektor alas kaki dan garmen dengan total pekerja lebih dari 14 ribu.

"Perusahaan itu adalah perusahaan padat karya yang tentu saja berjumlah ribuan karyawan per perusahaan, bukan lagi ratusan," ujarnya, Senin (11/12/2023). 

Ning mengatakan, pihaknya cukup prihatin dengan kondisi ini karena dampaknya akan membuat jumlah pengangguran di Jawa Barat meningkat. Selain itu banyak juga perusahaan gulung tikar karena memang tidak mampu mendapatkan penghasilan sesuai. 

Diakuinya, realisasi investasi di Jawa Barat masih bagus. Dalam lima tahun terakhir angkanya berada di atas Rp100 triliun, di mana pada 2022 tercatat di angka Rp174,58 triliun.

Namun, kata dia, kondisi ini berbanding terbalik dengan serapan tenaga kerja dengan hitungan investasi di atas Rp1 triliun. Penyerapan tenaga kerja per investasi Rp1 triliun pada 2022 hanya mencapai 1.050 orang. Kondisi ini alami penurunan sejak 2017 yang hanya 1.808, di mana pada 2016 jumlahnya mencapai 3.486 orang.

"Memang Jabar miliki realisasi investasi tertinggi dibandingkan provinsi lain, tapi terjadi penurunan daya serap tenaga kerja dibandingkan beberapa tahun sebelumnya karena yang masuk itu investasi padat modal, bukan padat karya," paparnya.

Dengan kondisi ini, kata dia, mau tak mau para pekerja di Jawa Barat harus mulai bisa meningkatkan keterampilan agar bisa bekerja di industri padat modal yang berteknologi tinggi. Namun, yang menjadi persoalan sekarang adalah angkatan kerja di Jabar masih didominasi lulusan sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA/SMK). 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement