Di satu sisi, menurut Asih, sikap warga tersebut harus disyukuri karena bisa dimaknai sebagai bentuk kepercayaan terhadap para pengurus Bank Sampah Asri Mandiri.
Dengan terus menitipkan tabungan sampahnya, maka dapat disimpulkan bahwa sejauh ini kinerja pengurus telah diapresiasi dan dianggap memang layak dipercaya.
"Cuma kan risiko juga bagi kami untuk menyimpan dana sebesar itu, karena itu kan amanah. Nah sejak 2019, masalah ini teratasi dengan kami bekerja sama menjadi binaan PT Pegadaian (Persero)," papar wanita berhijab tersebut.
Dengan telah menjadi binaan PT Pegadaian (Persero), yang juga merupakan entitas anak usaha dari Bank BRI, Bank Sampah Asri Mandiri kini menawarkan bentuk tabungan emas, di mana setiap rupiah yang didapat warga dari menabung sampah, nantinya dikonversikan dalam bentuk kepemilikan emas.
Dengan cara seperti itu, Asih menjelaskan pengurus bank sampah menjadi lebih diuntungkan karena tidak harus menyimpan dana milik masyarakat dalam jumlah banyak. Seluruh uang itu dikonversikan ke dalam kepemilikan emas, yang bentuk fisik emasnya baru akan diberikan oleh pihak Pegadaian saat si nasabah memilih untuk mencairkan emas miliknya tersebut.