"Wah itu banyak yang ibaratnya dapat rejeki nomplok. Nggak pernah dihitung, tahu-tahu di tabungan sudah punya dua gram emas, tiga gram, macam-macam. Apalagi saat itu kan (harga) emas lagi tinggi-tingginya. Yang punya dua gram saja, tiba-tiba jadi dapat dana cash Rp2,5 juta. Alhamdulillah," papar Asih.
Tak hanya dapat rejeki nomplok saja, keberadaan Bank Sampah Asri Mandiri sebagai binaan PT Pegadaian dan juga Bank BRI melalui perantara Desa BRILian juga membawa sejumlah kemudahan.
Salah satu yang paling dirasakan manfaatnya adalah bantuan pengadaan armada motor bak yang digunakan pengurus untuk menjemput langsung sampah-sampah dari rumah nasabah. Sehingga, para nasabah tidak perlu lagi repot-repot menyetor ke bank sampah.
Sejak saat itu, dengan segala keparktisan dan manfaat ekonomi yang didapat, jumlah nasabah Bank Sampah Asri Mandiri pun melonjak drastis, mulai dari warga RW tetangga, desa sebelah, hingga kecamatan-kecamatan lain di sekitar kawasan Ciampea.
"Secara total kapasitas (sampah) yang kita kelola sekarang per minggu bisa sekitar 300-kilogram. Dari situ kita pilah-pilah lagi. Yang bisa kita daur ulang, ya kita proses. Baru residunya, yang sudah tidak bisa diolah lagi, kita buang lagi ke Galuga," papar Asih.