Untuk itu, Triwahyono menegaskan, kebijakan LCS itu bukan menjadi implementasi dedolarisasi atau melepas ketergantungan dengan dolar AS.
"Ini bukan dedolarisasi dan anti dolar, artinya kalau begitu kan kita transaksi dengan Amerika itu maunya bukan dengan dolar," kata Triwahyono.
Lebih lanjut, dia menerangkan, kebijakan LCS tersebut hanya mengurangi ketergantungan pasar domestik terhadap mata uang dolar AS semata.
"Pasalnya transaksi perdagangan kita dengan negara lain seperti Singapura, Malaysia, Thailand itu berdampak di pasar domestik kita, demand terhadap US dolar meningkat. Unnecessary demand kalau kita bisa bilang, meski tujuannya bukan transaksi dengan US," kata dia.