IDXChannel - Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan meningkat lebih tinggi dibandingkan kredit mendorong likuiditas perbankan semakin membaik.
Pertumbuhan DPK Desember mencapai double digit, yaitu sebesar 11,11% yoy, yang terutama ditopang oleh tumbuh signifikannya giro seiring dengan penyaluran dana dari pemerintah ke bank.
Hal ini terlihat dengan meningkatnya pertumbuhan DPK pada bank BUMN dan BPD yang merupakan objek penerima dana dari pemerintah.
"Sejalan dengan itu, likuiditas perbankan masih cukup memadai (ample) ditandai oleh alat likuid perbankan yang terus meningkat mencapai sebesar Rp2.218 triliun per Januari 2021 dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar Rp1.241 triliun, " kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso di Jakarta, Selasa (2/2/2021).
Peningkatan alat likuid terjadi di semua kelompok BUKU dengan peningkatan terbesar terjadi di BUKU 4.
Sejalan dengan lemahnya permintaan kredit dan kebijakan moneter yang ekspansif, bank terus melakukan ekspansi pembelian SBN sehingga kepemilikan SBN oleh bank meningkat sebesar 153,9% yoy menjadi Rp1.476 triliun (37,67% dari kepemilikan total SBN).
Dia menuturkan, indikator likuiditas perbankan secara industri juga terjaga baik, dengan kecenderungan meningkat, tercermin dari rasio AL/DPK secara industri pada level 33,84% (threshold 10%) dan AL/NCD pada level 155,87% (threshold 50%).
Indikator PUAB juga relatif stabil per 15 Januari.2021. Sementara suku bunga PUAB O/N Rupiah dan valas terpantau stabil masing-masing di level 3,04% dan 0,05%.
"Kondisi likuiditas perbankan yang ample ini harus terus dipertahankan untuk meningkatkan kapasitas perbankan dalam menyalurkan kredit ke sektor riil yang sangat dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional," ucapnya. (sandy)