sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bukan karena Produktivitas, Bos KADIN Ungkap Alasan Keran Impor Beras Dibuka

Economics editor Fiki Ariyanti
30/12/2022 19:27 WIB
Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid, menanggapi keputusan pemerintah dalam mengimpor beras.
Bukan karena Produktivitas, Bos KADIN Ungkap Alasan Keran Impor Beras Dibuka. (Foto: MNC Media).
Bukan karena Produktivitas, Bos KADIN Ungkap Alasan Keran Impor Beras Dibuka. (Foto: MNC Media).

Arsjad menilai, perlunya harmonisasi pelaku usaha dan semua pihak yang berkepentingan terhadap logistik pangan. Harmonisasi ini harus dilakukan untuk memperbaiki jaringan distribusi pangan hingga manajemen stok.

Pemerintah juga wajib mengontrol seluruh ekosistem pangan mulai dari aspek fisik, seperti rantai pasokan, penawaran dan permintaan sehingga tidak terjadi disparitas harga di tingkat petani dan harga eceran yang terlalu besar. 

Peningkatan kapasitas produksi juga tetap harus diperhatikan walaupun sebenarnya produksi beras secara nasional sudah cukup terkendali. 

Program KADIN untuk Majukan Sektor Pertanian

World Bank menyoroti kurangnya investasi dalam riset dan pengembangan (R&D) sektor pertanian. Selama ini, alokasi anggaran R&D Indonesia secara umum terbilang sangat kecil, terutama pada sektor pertanian.

Tahun 2022, anggaran R&D Indonesia hanya mencapai USD 2 miliar. Nominal ini menempatkan Indonesia pada urutan ke 43 dari 50 negara di dunia soal R&D.

Selama ini, petani Indonesia didominasi oleh petani tradisional yang tidak mengandalkan teknologi dan inovasi. Fakta ini menjadi tantangan tersendiri dalam
sektor pertanian Indonesia.

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement