“Saya mengikuti program Kartu Prakerja di Maret-April 2020, alhamdulillah Juni 2020 sudah mendapat pekerjaan di bidang IT. Pelatihan tersebut berguna sekali menurut saya, karena yang saya ambil benar-benar bisa saya terapkan di dalam pekerjaan saya saat ini. Pekerjaan saya saat ini di bidang programming web yang sesuai dengan pelatihan yang saya ambil,” katanya.
Sementara itu, desain program Kartu Prakerja pada 2021 akan serupa dengan tahun sebelumnya, yaitu biaya pelatihan sebesar Rp1 juta, insentif Rp600 ribu per bulan selama empat bulan, serta insentif survei sebesar Rp150 ribu untuk tiga kali survei. Pelaksanaannya pun masih dilakukan secara online.
“Bapak Presiden telah meminta agar program Kartu Prakerja segera diluncurkan di awal 2021 untuk mendorong konsumsi. Pada 23 Februari 2021 kemarin kita sudah memulai Kartu Prakerja gelombang 12 dengan alokasi anggaran Rp10 triliun untuk semester I 2021. Skema yang digunakan masih semi bansos seperti 2020. Dan kuota per gelombang sebanyak 600 ribu, prioritasnya masih sama yakni pekerja terdampak PHK, pelaku UKM yang terdampak, pekerja sektor wisata yang terdampak, lalu calon pekerja migran Indonesia,” ujar Rudy Salahudin.
Tak hanya itu, ekosistem Kartu Prakerja pada 2021 meliputi lima mitra pembayaran, tujuh platform digital, 165 lembaga pelatihan, empat institusi pendidikan, dan tiga portal lowongan kerja.
“Kita terus menambah Lembaga pelatihan dan tentunya penambahan ini setelah mengikuti aturan yang berlaku. Kemudian 165 lembaga pelatihan ini juga menyediakan 1.700 pelatihan,” kata Denni Puspa.