Namun, Khudori menyayangkan inkonsistensi kebijakan yang justru dapat menimbulkan ketidakpastian bagi pelaku usaha. Padahal, kata dia, situasi kelangkaan beras premium yang saat ini terjadi di pasar justru menjadi peluang bagi produsen beras khusus.
"Bukankah pemerintah sudah menyampaikan bahwa beras khusus tidak akan diatur harganya. Mereka hanya akan diregulasi dengan izin khusus. Para produsen beras khusus saat ini hampir pasti sudah comply dengan regulasi, terutama izin. Kalau kemudian pemerintah berubah pikiran dan akan mengatur harga beras khusus, ini sekali lagi, menunjukkan inkonsistensi," kata Khudori.
Lebih jauh, Khudori meningatkan pengawasan yang terlalu ketat terhadap produsen beras, terutama dari kalangan penggilingan besar dan menengah, bisa berdampak negatif terhadap iklim usaha.
Dia pun mengimbau agar pemerintah sebaiknya tidak mengumbar wacana yang belum pasti ke publik. Hal ini disebutnya perlu diperhatikan agar publik dan pelaku usaha tidak dihadapkan pada ketidakpastian sikap pemerintah.
"Wacana atau rencana ini juga menandakan bahwa ke manapun produsen beras, terutama penggilingan besar-menengah, akan dikejar pemerintah. Ruang gerak mereka akan diawasi dan dipersempit, sebagai perwujudan mereka ini yg ditempatkan sebagai musuh negara oleh pemerintah," ujar dia.
(Dhera Arizona)