Bila ditotal hasil inbreng dan optimalisasi dana segar yang diraup dari publik, aksi korporasi BRI diperkirakan bernilai hampir Rp100 triliun. Dana hasil dari aksi korporasi itu diantaranya akan dimanfaatkan oleh BRI untuk pembentukan Holding BUMN UMi bersama kedua BUMN tersebut.
Di sisi lain Frankie mengakui isu holding BUMN UMi semula dipandang hal yang negatif oleh kalangan investor. Pasalnya akan menyebabkan efek dilusi saham, sehingga sempat membuat harga saham BBRI anjlok dari kisaran Rp4.200 menjadi Rp3.700-an.
"Namun dari paparan tujuan rights issue dan prospek holding ultra mikro secara jangka panjang, investor melihat prospek yang cukup cerah sehingga mendorong kinerja saham BBRI bergairah kembali," kata dia.
Menurutnya, hal itu sangat beralasan jika melihat sumbangsih UMKM termasuk UMi di dalamnya terhadap perekonomian nasional. Frankie menuturkan kontribusinya terhadap PDB memiliki porsi 61 persen. Mengutip data sangat sementara Kementerian Koperasi dan UKM, hingga 2019 tercatat pelaku UMKM di Tanah Air mencapai 65,46 juta unit atau sekitar 99,99 persen dari total usaha nasional.
Jumlah tersebut mampu menyerap sekitar 119,5 juta tenaga kerja atau setara 96,92% dari total tenaga kerja di Indonesia. Hal ini, kata Frankie, membuat holding BUMN UMi memiliki ruang cukup besar untuk tumbuh.