sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Industri Ritel dan FMCG Berharap Berkah Ramadan 2023

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
10/03/2023 08:00 WIB
Bulan Ramadan dan lebaran identik dengan meroketnya konsumsi rumah tangga di Indonesia.
Industri Ritel dan FMCG Berharap Berkah Ramadan 2023. (Foto: MNC Media)
Industri Ritel dan FMCG Berharap Berkah Ramadan 2023. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Bulan Ramadan dan lebaran identik dengan meroketnya konsumsi rumah tangga di Indonesia. Kebutuhan pokok layaknya sandang dan pangan cenderung meningkat.

Apalagi setelah tiga tahun pandemi melanda dan membatasi kegiatan hari raya, Ramadan dan Idul Fitri kali ini diproyeksikan akan lebih semarak dan meriah. Termasuk bagi para pengusaha ritel dan fast-moving consumer goods (FMCG), berkah Ramadan dan Hari Raya diharapkan mampu menopang pertumbuhan bisnis tahun ini.

Hingga saat ini, pemerintah belum menetapkan keputusan mengenai kapan awal puasa 2023. Nantinya keputusan mengenai awal Ramadan ini melalui sidang isbat oleh Kementerian Agama RI.

Biasanya sidang isbat ini dilakukan menjelang hari-hari terakhir di bulan Sya'ban. Yaitu satu bulan sebelum bulan Ramadan.

Namun demikian, jika mengacu pada kalender Islam Hijriah tahun 2023 yang diterbitkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), maka awal Ramadan 2023 diperkirakan jatuh pada tanggal 22-23 Maret 2023.Sementara Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menetapkan awal bulan puasa (1 Ramadan 1444 H) jatuh pada Kamis (23/3). Sementara, Idulfitri 2023 (1 Syawal 1444 H) atau Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Jumat (21/4).

Menengok Daya Beli Konsumen RI

Pandemi Covid-19 telah memengaruhi isi dompet dan daya beli konsumen Indonesia, tak terkecuali saat menjelang Ramadan. Hal ini terlihat dari konsumsi rumah tangga yang anjlok di tahun 2020.

Namun, konsumsi mulai membaik dua tahun setelah pandemi berlalu.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga Indonesia tumbuh 4,93% pada 2022. Pertumbuhan itu lebih tinggi 2,91% poin dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 2,02%.

Namun, pertumbuhan konsumsi rumah tangga Indonesia pada 2022 masih lebih rendah dibandingkan sebelum pra Covid-19. Pada 2012-2019 rata-rata pertumbuhan konsumsi rumah tangga Indonesia terpantau sebesar 5,13%.

Tahun 2022, konsumsi rumah tangga untuk pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya tumbuh 4,28%. Sementara, pertumbuhan konsumsi untuk makanan dan minuman selain restoran sebesar 3,42%.

Adapun, konsumsi rumah tangga menyumbang 2,61% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,31%. Sedangkan, kontribusi komponen pengeluaran itu terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar 51,87% pada tahun lalu.

Namun, merujuk data terbaru Bank Indonesia (BI) Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Februari 2023 atau sebulan menjelang Ramadan justru menurun.

Indeks ini menandakan konsumen bersikap pesimis terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ke depan. Hal ini dikhawatirkan akan mempengaruhi tingkat belanja masyarakat jelang Ramadan dan Idul Fitri.

Menurut data BI, IKK Februari 2023 ada di angka 122,4 atau turun dibandingkan pada Januari yang tercatat 123,0.

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) masih naik tipis menjadi 112,4 pada Februari 2023 dari 112,1 pada bulan sebelumnya. Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) ambruk dari 133,9 pada Januari 2023 menjadi 132,5 pada Februari.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement