Raditya mengatakan kejadian gempa bumi di Indonesia tidak sebanyak kejadian bencana lainnya. Dimana kejadian gempa bumi yang tercatat merusak ada 19 kejadian. “Memang kelihatannya, gempa bumi tidak banyak frekuensinya. Tapi sekali terjadi kejadian bencana akibat gempa bumi itu bisa menimbulkan kejadian yang dahsyat daripada kejadian hidrometeorologi,” paparnya.
Selain itu, Raditya mengatakan bahwa BNPB telah melengkapi sistem InaRisk yang bisa digunakan oleh masyarakat agar mengetahui risiko bencana di wilayahnya masing-masing. Selain itu juga bisa melakukan mitigasi sebelum terjadi bencana.
“Nah, perangkat apa yang sudah kami develop sejak tahun 2016 adalah InaRisk, dan ini bisa didownload dan eksplore. Disitu kita bisa mengetahui melalui portal juga melaui InaRisk personal. Kita juga bisa tahu posisi kita dimana, potensi risikonya apa, dan kita bisa melakukan sebelum dan sesudah kejadian bencana,” paparnya.
(IND)