Menurut Marolop, saat ini ekonomi digital di dunia, termasuk Indonesia tumbuh sangat pesat. Namun demikian, kontribusi ekonomi digital masih relatif kecil terhadap ekonomi nasional.
“Pada 2020, kontribusi ekonomi digital Indonesia mencapai Rp632 triliun atau baru 4 persen dari produk domestik bruto (PDB). Namun, pada 2030 nilai ini diperkirakan tumbuh delapan kali lipat menjadi Rp4.531 triliun atau 18 persen terhadap PDB,” jelasnya.
Marolop melanjutkan, Kemendag mendorong kontribusi UKM dalam aktivitas ekspor, sekaligus meningkatkan jumlah UKM yang melakukan ekspor sebesar 1.500 UKM ekspor per tahun. Pada 2020, terdapat lebih dari 12 ribu UKM yang melakukan ekspor atau setara dengan 83,26 persen eksportir Indonesia.
“Namun demikian, kontribusi nilai ekspor UKM hanya sebesar 4,39 persen dari total ekspor Indonesia. Hal ini memperlihatkan perlunya inovasi dalam meningkatkan partisipasi UKM Indonesia pada aktivitas ekspor,” kata Marolop.
Marolop berharap aplikasi penunjang ekspor nasional untuk Indonesiaku (Aspenku) sebagai platform pemasaran digital terus memberikan dukungan kepada pelaku usaha, khususnya UKM untuk dapat memasarkan produknya secara global sehingga terus maju dan berkembang.