Seharusnya menurut Alvin penjualan aset untuk menutup hutang ini sudah dilakukan sejak tahun 2014.
"Tidak hanya barang-barangnya pesawat dan lainnya nanti juga karena perusahaan yang pada saat itu saya yakin masih jalan misalnya seperti maintanance facilities, training facilities itu masih bisa dialihkan," pungkasnya.
Alvin tidak yakin setelah delapan tahun aset-aset yang dimiliki Merpati Airlines masih memiliki nilai jual yang tinggi.
"Sebagian barang tentunya sudah mungkin sudah rusak ya, kondisinya sudah tidak layak digunakan atau juga teknologinya sudah sangat tertinggal sehingga nilainya juga ini menyusut signifikan," ujarnya.
Alvin sangat menyayangkan sikap pemerintah yang tidak menunjukan kepekaan terhadap sesuatu yang mendesak.