IDXChannel- Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) saat ini tengah diguncang badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Situasi tersebut cukup ironis mengingat realisasi investasi di sektor industri manufaktur berhasil tumbuh 24,68 persen year on year (yoy) atau mencapai Rp337 triliun pada semester I-2024.
Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta, mengatakan tren PHK massal terhadap karyawan perusahaan TPT marak di 2023. Hal tersebut berlanjut di 2024, diikuti penutupan pabrik.
"Jadi kondisi PHK di industri TPT itu kemarin dicicil dari karyawan yang di-PHK itu 300 sampai 500 orang. Nah sekarang, sekalian tutup pabriknya," kata Redma dalam Market Review IDX Channel, Kamis (1/8/2024).