Standard and Poor's (S&P) juga memprediksi prospek peningkatan pembuatan mobil global pada 2023, 2024, dan 2025, dan meningkatkan kebutuhan bahan baku, termasuk nikel.
Namun, prospek keseluruhan pasar nikel diperkirakan tetap bearish karena adanya surplus pasokan dalam setidaknya satu dekade karena output yang lebih tinggi dari Indonesia dan Filipina.
Terbaru, mengutip Trading Economics, pabrik di China dan Indonesia mulai meninggalkan bursa London Metal Exchange (LME) untuk perdagangan nikel. Ini berpotensi menambah pasokan nikel sebesar 35 persen tahun ini dibandingkan 2022.
Sayangnya, tak hanya nikel, industri kendaraan listrik membutuhkan berbagai komoditas mineral penting (critical minerals) untuk produksi baterai dan berbagai komponennya.
Menurut International Energy Agency (IEA) pada Juli 2023, mineral yang paling banyak dibutuhkan industri kendaraan listrik adalah grafit. Ini tercermin dari volume permintaan mineral untuk industri kendaraan listrik global pada 2022.
IEA memperkirakan, volume permintaan grafit untuk produksi kendaraan listrik global mencapai 557,2 ribu ton pada 2022. (Lihat grafik di bawah ini.)

Sejumlah komoditas lain yang juga paling banyak digunakan dalam industri EV adalah tembaga, nikel, mangan, litium, dan kobalt.
Ada juga mineral jenis lainnya, seperti silikon, neodimium, praseodimium, disprosium, dan terbium yang jumlahnya jauh lebih sedikit.
Secara total, sepanjang 2022 industri kendaraan listrik global diperkirakan menggunakan mineral penting sebanyak 1,47 juta ton.
Permintaan komoditas mineral diprediksi akan semakin membesar di masa mendatang, seiring dengan tren penggunaan kendaraan listrik dan teknologi rendah emisi.
Menurut proyeksi IEA, volume permintaan grafit, tembaga, dan litium bisa meningkat minimal 2-3 kali lipat. Sementara permintaan nikel hanya bisa naik 1,5 kali lipat pada 2030 dibanding saat ini.
Pertumbuhan permintaan itu diproyeksikan datang dari industri kendaraan listrik, baterai energi terbarukan, serta pembangkit listrik rendah emisi.
IEA melihat akan semakin banyak aliran investasi di sektor pertambangan dan pengolahan mineral.
"Berdasarkan analisis kami terhadap aliran investasi di 20 perusahaan tambang besar dunia, ada peningkatan kuat dalam belanja modal untuk mineral penting, didorong oleh momentum pengembangan energi bersih," tulis laporan IEA Critical Minerals Market Review 2023. (ADF)